Tuesday, September 27, 2016

Bukan Mengenang-mu

Padamu, kujatuhkan segala rasa
Mengais, mengecap segala apa yang kau jatuhkan padaku, termasuk senyum itu

Kemudian waktu berlalu
Tidak ada lagi bayang maupun nyatamu

Aku tidak bisa mengatakan, kembalillah
Seperti dulu ketika 'kita' masih baik-baik saja
Karena hanya dengan begitu,
Tidak akan ada tangis lagi disetiap malamnya

Kemudian waktu berlalu
Bersamaan dengannya datang padaku seorang candu

Aku bisa mengatakan, tinggallah
Berlama-lama denganku untuk memintal segala macam dunia yang baru
Karena hanya dengan begitu,
Aku merasa begitu dicinta

Selepasmu pergi, ku cari bahagiaku sendiri
Sampai ku bertemu pada rasa yang begitu berbeda dari rasamu
Begitu membahagiakan 
Sampai aku lupa kalau aku pernah terluka 

Aku telah menemukan apa yang aku cari 
Menemukan bagian dari diriku yang hilang 
Dan kau dapat memastikan bahwa aku baik-baik saja

Lantas kalau ku katakan aku ingin bertemu denganmu sekali lagi saja, 
bisakah kau penuhi?
Bukan karena aku merindumu 
Namun untuk memastikan bahwa kau maupun aku, 
telah memilih jalan yang benar 

Untuk saling melepaskan genggam

Friday, September 16, 2016

Di Batas Waktu



Diujung kemuning
tiada kata terucap
Hanya bening puing terserak
Sesudah sebelum
Binar bola mata menyendu
tiada bisa kau tanggalkan
Lalu setiap lirih deru angin
sepoi memanja air-air suci

Ya, aku akan pergi
Bersama anak-menganak kata rindu
Bersama buih-buih keping puzzle
milik kau dan aku
Bersama kepak-kepak genggam sendu

Lalu waktu kan menjarah antara
biru dan abu
Memenjara rasa
Memenjara asa
Memenjara kita dalam waktu
Entah pilu
Entah sendu
Entah mengabu

Kemudian tiada kata pula berayun manja 
Tanpa nada 
Irama
Pun senyum terakhirmu 

Dikemasnya segala ingatan, 
kau dan aku 


Saturday, September 10, 2016

Perpisahan dan Pertemuan

Aku ingin sedikit bercerita mengenai perpisahan.

Baru beberapa jam lalu ada sebuah pesan masuk di instagram, ku buka isi pesannya. Ternyata dari salah seorang sepupuku dari pihak Papa. Anisa namanya. Ia adalah sepupu yang memiliki umur tidak jauh berbeda denganku. Dulu kami sangat dekat. Selalu bermain, bercerita dan berbagi bersama. Kalau ada kesempatan, aku bersama mama dan papa berkunjung ke rumahnya untuk bermain bersama. Juga sebaliknya.

Lalu tadi, saat saling mengirim pesan, akhirnya kami bertukar kontak untuk saling berkomunikasi lagi. Sudah lama sekali sejak pertemuan terakhirku dengannya dan juga keluarga besar lainnya. Ingin sekali kembali ke masa lalu untuk bermain, menghabiskan waktu bersama.

Mengintip sedikit kehidupannya dengan sepupu-sepupuku yang lain, rasanya rindu itu kembali merasuk ke dalam dada. Menyeruak memintaku untuk membuka kenangan yang telah lama tersimpan. Mengenai masa kecil yang begitu memabukkan, bersama mereka.

Kemudian malam ini aku sadar, bahwa perpisahan antara kedua orang tua bisa memutuskan silaturahim di antara anggota keluarga besar. Tidak dapat berkontak lantaran saling menjaga perasaan, dan juga kecanggungan yang terjadi akibat konflik berkepanjangan yang melibatkan seluruh keluarga besar.

Malam ini aku sadar, bahwa benar adanya kalau waktu dapat menyembuhkan segala luka yang ada. Dengan seiringnya waktu, beberapa di antaranya lupa bahwa pernah ada peristiwa yang pada saat itu terasa tiada ujungnya.

Kami, yang pada saat itu hanya menjadi anak-anak terpaksa mengikuti alur kemana orang tua kami berjalan. Seperti anak ayam yang terus mengikuti induknya. Tanpa sempat saling menyapa atau pun bertukar kata.

Lalu ketika waktu berlalu kami telah tumbuh menjadi seseorang yang sedikit lebih dewasa. Memiliki jalan kehidupan sendiri, hasil dari keputusan-keputusan yang telah kami pilih dari masa lalu. Ketika waktu mempertemukan kami kembali, ingatan-ingatan kecil nan hangat muncul satu per satu. Kenangan yang masih sangat segar dalam ingatan.

Ya. Setiap perpisahan selalu memiliki dampak bagi setiap elemen yang terkait. Meski sempat ada cerita mengenai perpisahan, kalau Tuhan berkehandak lain maka akan ada saatnya pertemuan itu tercipta lagi. Pertemuan kesekian untuk cerita yang baru. Bukan lagi mengenai masa kecil yang begitu menggairahkan. Tetapi mengenai masa kini yang begitu kan dirindukan.

Your Twinflame

Mungkin, pada saatnya nanti ketika kau mengetahui bahwa jalanku bukan lagi ke arahmu, kau akan menangis dengan kencang. Memaki jalan hidupmu...