Sunday, February 3, 2019

Aku Bertemu Lelaki Sederhana

Katanya, bertemu dengan seseorang merupakan suatu takdir yang telah digariskan oleh Semesta. Termasuk dengan orang-orang yang hadir dalam kehidupan kita. Keluarga, saudara, sahabat, teman, kekasih, mantan, musuh, saingan.. mereka semua adalah bagian yang Semesta gariskan untuk masuk dalam kehidupan kita untuk memberikan pengalaman baik dan buruk, senang dan sedih, manis dan pahit, semata-mata demi memberikan pelajaran terbaik bagi kehidupan kita.

*

Pada suatu hari aku bertemu dengan lelaki dengan senyum yang sangat hangat. Bukan hanya senyumnya, namun sentuhan pada jabatan tangannya pertama kali, juga keberadaannya disekelilingku, yang merupakan suatu kehangatan. Seperti hangat senja sore hari yang sering kali ku nikmati. Ia juga memiliki tatapan mata yang tajam, sama sepertiku. Ia memiliki aura seperti cahaya matahari. Begitu terang dan hangat.

Bersamanya, membuatku seperti berjalan dari lorong yang gelap, dingin, dan pengap, menuju terangnya cahaya yang memiliki kehangatan menenangkan. Ketika telah sampai padanya rasanya seperti ingin berlama-lama saja, sebab ada perasaan ganjil ketika berdiam diri di sebelahnya. Begitu ia mengeluarkan suara kemudian tertawa, suaranya mampu memecahkan keheningan. Menularkan suatu rasa yang bertubi-tubi. Menggembirakan.

Ia.. adalah lelaki paling sederhana yang pernah ku temui di dunia ini. Matanya cokelat, ketika menatapnya seakan tenggelam dalam seribu satu ketenangan. Dan aku sering kali terperangkap di dalamnya. Buatnya, bahagia adalah suatu kesederhanaan. Seperti caranya memperlakukanku dengan sangat sederhana. Ia menggenggam seluruh harapan, membiarkan Semesta merestui segala inginnya.
Aku mengatakan, bahwa segala ingin belum tentu yang dibutuhkan. Namun ia berkata, bahwa segala yang diharap adalah apa yang dibutuhkan.

Ia.. adalah lelaki paling sederhana yang pernah ku temui di dunia ini. Caranya memandang dunia, membuatku menyadari apa yang sebenarnya aku butuhkan. Ia mengatakan bahwa hidup itu sebentar, lantas, materi ialah benda yang hanya bisa digunakan di dunia ini, sedang cinta akan terus hidup meskipun kita mati. Ia mengatakan bahwa Ibu ialah permata segala buah hati. Sudah sepatutnya kita menghargai dan mengasihi. Lantas aku menangis menyadari bahwa manusia tidak perlu banyak berlari. Cintai apa yang telah Semesta ijinkan untuk dimiliki.

Ia.. adalah lelaki paling sederhana yang pernah ku temui di dunia ini. Orang-orang mengatakan bahwa ia adalah orang yang paling sulit di mengerti. Bagiku, justru ia adalah orang yang paling mudah aku mengerti. Ingin dan harapnya begitu sederhana. Ia adalah orang yang penuh sekali kasih sayang, lelaki baik dengan hati yang lembut sekali. Mudah sekali terluka dengan sayatan-sayatan tak kasat mata. Maka tak hentinya aku berkata maaf, jika apa yang ku lakukan malah justru melukai.

Ia.. adalah lelaki paling sederhana. Sesederhana aku yang merindu, soal jajan angkringan di pinggir jalan. Sesederhana dia yang berceloteh kemudian berkata bahwa aku sepeti koin yang memiliki dua sisi, di ujung senja. Sesederhana aku yang tertawa, akibat tingkah recehnya. Sesederhana dia yang datang tiba-tiba dari kejauhan hanya untuk melebur rindu. Katanya jika rindu maka bertemu.. 

*

Setiap pertemuan, selalu ada perpisahan. Dalan setiap hubungan, selalu ada pembelajaran. Aku mempelajari segala bentuk kesederhanaan darinya. Dari mencintai hingga merindu. Semesta mengajari bahwa segala bentuk ingin tidak perlu dipaksakan. Sebab, inginnya kita belum tentu yang kita butuhkan. Sebab.. inginnya kita belum tentu kebahagiaan. Maka tidak, juga ialah sebuah jawaban.

Your Twinflame

Mungkin, pada saatnya nanti ketika kau mengetahui bahwa jalanku bukan lagi ke arahmu, kau akan menangis dengan kencang. Memaki jalan hidupmu...