Sunday, July 10, 2022

Kekasihku, Senja

Dear Kekasihku, 

Hari ini aku memberanikan diri untuk melangkah ke depan. Melangkah ke jalan yang tanpamu. Aku menetapkan hatiku untuk teguh berjalan meski ternyata hatiku masih terasa begitu menyesakkan. 

Di jalan yang aku tahu bisa ku lalui meski tanpamu itu, aku berharap segala sesuatunya membaik. Luka yang terlanjur ada, sembuh dengan seiringnya waktu. Bukan hanya untukku. Tapi juga untukmu dan juga untuknya. 


Kekasihku, yang tangisannya masih jelas sekali dalam ingatan, yang suaranya masih nyaring terdengar di telingaku, yang senyum dan tatapannya masih segar dalam memori, aku memberanikan diri untuk melepaskanmu. 

Siapkah kamu juga untuk melepaskanku?

Tidak pernah sedikitpun aku menyesali perjalanan yang telah kita lalui kemarin. Segala pelajaran yang kamu maupun aku dapatkan begitu berharga. Segala luka yang mendewasakan langkah kita. Rasa takut kehilangan. Rasa sepi. Bahagia. Tenang. Damai. Perasaan-perasaan yang kerap hinggap dalam setiap cerita perjalanan kita. 

Kekasihku, kamu masih menjadi terang dan gelap dalam secuil perjalanan hidupku kemarin. Aku menerima segala kenyataan yang ada. Bahwa salahku, kurangku, lebihku, memberi ruang pada diriku untuk belajar bahwa peran antagonis ini telah selesai. 

Aku akan mencari diriku kembali. Mencari diriku yang penuh dengan bahagia, diriku yang telah pulih dan sembuh dari segala luka yang ada. 

Kekasihku, aku mencintaimu. Disetiap waktu dan semesta yang ada. Disetiap kehidupan yang berputar dan berulang. 

Suatu hari, pada suatu kehidupan yang entah berapa lama lagi (mungkin puluhan bahkan ratusan tahun lagi), temukanlah aku. Kita lihat, apakah cinta pada pandangan pertama itu masih berlaku untuk kita dikehidupan selanjutnya nanti?

Your Twinflame

Mungkin, pada saatnya nanti ketika kau mengetahui bahwa jalanku bukan lagi ke arahmu, kau akan menangis dengan kencang. Memaki jalan hidupmu...