Melipir
ditengah hujan basah malam
Memeras
segala air mata mendarah
Baunya
membusuk meremukkan tulang-tulang
Berlinangan
bersama gugurnya kenangan
Katanya,
siapa sembunyi ia akan mati
Namun
tidak denganku
Luka
ialah seibarat tumpukan dedauanan di padang mahsyar
Terus
saja menyayat tiap menit terlewat
Mati
begitu saja di peraduan kahyangan
Betapa
kembali tiada bisa disinggahi, lagi
Cintamu
tlah pergi
Mengurungku
pada buaian pedih tak berperi
Menggugat
kata-kataku
Satu, dua, tiga, enam,
delapan
Perbuatan
keji yang terbelenggu, di mata beningmu
Ampuni aku
Wahai pembumi
Jiwaku terus saja
bersemayam pada waktu lalu
Masih bergelut melawan
rindu-rindu
Pada tangan yang masih
bergandengan
Pada bibir yang terus
berpagut di malam redup
Jikalau
terus saja menghilang bersarang di telaga warna
Bersama
dengan luka dariku yang kau bawa sejauh waktu
Maka
sebagaimana aku mampu merengkuh jalan pulang?
Terseok-seok
memandu langkah untuk membawa
Cintaku
Rinduku
Aku ingin kembali
No comments:
Post a Comment