Hujan
di bulan Januari
Bukanlah
hujan tanpa kenangan
Justru
tetesannya mengandung seribu kali kepedihan
Mengenai
hancurnya mimpi-mimpi tiada akhir
Aku
menunggu di gerbang
Ingin
membawakan makan siang
Namun
kau tak ada,
Katanya
kau pergi membawa duka
Lantas
aku mencarimu disekliling tempat biasa kau menaburkan duka
Kau
tetap tak ada
Aku
menunggumu di depan rumah
Kau
tak kunjung pulang
Sudah
berhari-hari
Sudah
berminggu-minggu
Mei
mei datang kerumahku, bilang ada seorang pemuda mengapung di Sungai Biru
Berbondong-bondong
warga menuju ke sana
Termasuk
aku di bawanya
Sampai
di sana pemuda itu sudah berada di daratan
Bajunya
penuh dengan lumuran darah
Kulitnya
sudah memucat
Pun
wajahnya yang hancur penuh lebam dengan tulangnya yang sudah banyak patah
Orang-orang
tak ada kenali sedikit pun
Mei
mei juga
Lalu
aku hanya bisa terdiam
Terpaku
Meski
begitu aku tetap tahu
Bahwa
itu kau
No comments:
Post a Comment