Saturday, January 14, 2017

Jendela Kesedihan-ku

Aku ingin memuisikanmu
Lewat semilir angin
Lewat jalan-jalan sunyi
Pun ramai di malam hari

Aku ingin memenjarakanmu
Dengan jeruji besi
Dengan baja yang begitu kuat

Aku ingin melipat segala sejarahmu
Membakar
Membuang
Menggantikannya dengan yang baru

Kau yang baru dengan puisi-puisiku
Melalui tinta yang ku teteskan di atas dedaunan kering
Basah
Menjadikannya cerita baru nan utuh

Kemudian aku berlari
Setelah mengintip dari balik jendela
Bahwa kau tlah berubah

Jendela yang menembus masa depan yang mulanya ku ciptakan sendiri
Dengan pena
Bait demi bait
Pagar dedaunan

Kau terdiam disitu
Menungguku di balik jendela kasat mata
Memohon kembaliku

Hanya aku memandangimu dari kejauhan masa depan
Tak dapat kau lihat
Pun menengok barang sepersekian detik

Kemudian,
aku pergi lagi menjalani pedih perih duka tiada ujung
Mendendangkan alunan kesepianku sendiri
Tanpa tanganmu yang jauh di balik jendela itu

Aku ingin kembali
Mencintaimu dengan utuh
Memeluk cintamu
Mendekap segala rindu

Lalu aku berlari lagi
Kembali pada jendela kasat mata
Pada tempat biasa melihatmu dari masa depan

Kau pun tak ada
Tidak di tempat biasa kau menungguku
Sambil menangis layaknya bayi baru keluar dari rahim ibu

Aku menangis sejadi-jadinya
Aku mengelu sepedih-pedihnya

Aku tak bisa kembali lagi

No comments:

Post a Comment

Your Twinflame

Mungkin, pada saatnya nanti ketika kau mengetahui bahwa jalanku bukan lagi ke arahmu, kau akan menangis dengan kencang. Memaki jalan hidupmu...