Aku ingin memuisikanmu
Lewat semilir angin
Lewat jalan-jalan sunyi
Pun ramai di malam hari
Aku ingin memenjarakanmu
Dengan jeruji besi
Dengan baja yang begitu kuat
Aku ingin melipat segala sejarahmu
Membakar
Membuang
Menggantikannya dengan yang baru
Kau yang baru dengan puisi-puisiku
Melalui tinta yang ku teteskan di atas dedaunan kering
Basah
Menjadikannya cerita baru nan utuh
Kemudian aku berlari
Setelah mengintip dari balik jendela
Bahwa kau tlah berubah
Jendela yang menembus masa depan yang mulanya ku ciptakan sendiri
Dengan pena
Bait demi bait
Pagar dedaunan
Kau terdiam disitu
Menungguku di balik jendela kasat mata
Memohon kembaliku
Hanya aku memandangimu dari kejauhan masa depan
Tak dapat kau lihat
Pun menengok barang sepersekian detik
Kemudian,
aku pergi lagi menjalani pedih perih duka tiada ujung
Mendendangkan alunan kesepianku sendiri
Tanpa tanganmu yang jauh di balik jendela itu
Aku ingin kembali
Mencintaimu dengan utuh
Memeluk cintamu
Mendekap segala rindu
Lalu aku berlari lagi
Kembali pada jendela kasat mata
Pada tempat biasa melihatmu dari masa depan
Kau pun tak ada
Tidak di tempat biasa kau menungguku
Sambil menangis layaknya bayi baru keluar dari rahim ibu
Aku menangis sejadi-jadinya
Aku mengelu sepedih-pedihnya
Aku tak bisa kembali lagi
No comments:
Post a Comment