Monday, August 29, 2016

Menghitung Waktu

Dari senja hingga malam, kuhitung tiap detik kepergianmu
Berharap pagi cepat menghampiri
Kemudian ketika pagi datang, kuhitung tiap menit kedatanganmu
Berharap pelukan akan sampai kepada tempatnya

Tiap waktu yang berlalu selalu ku harap bahwa doa sampai padamu
Doa mengenai berhasilnya hal-hal baik yang kau upayakan
Doa megenai harapan-harapan yang kau bawa dalam langkah perjalanan

Aku menunggumu
Meski tiada pernah kau tau betapa menyiksanya sepi sendiri menanti kabar yang tak kunjung datang
Berharap kau baik-baik saja disana

Aku menunggumu
Meski tiada pernah terpikir olehmu bahwa merajut waktu dalam diam adalah sebuah kepenatan luar biasa yang berlalu dalam hariku

Bersyukurlah punya aku
Kalau kau mau, aku bisa menjadi rumah untuk segala luka yang telah kau bawa dari persimpangan jalan
Menjadi tempat berteduh dari segerumulan resah di dada
Menjadi segala yang kau harapkan

Karena rinduku bukan lagi mengenai kapan kau datang,
Namun rinduku kini ialah mengenai kapan kau pulang
Pulang ke dalam pelukan
Pulang dalam dekapan

No comments:

Post a Comment

Your Twinflame

Mungkin, pada saatnya nanti ketika kau mengetahui bahwa jalanku bukan lagi ke arahmu, kau akan menangis dengan kencang. Memaki jalan hidupmu...