Api, namanya
Ia si arogan yang mengepul tiap
kali kau senggol sumbunya
Tak pelak kau dibinasakan oleh
dahaganya
Merenggut bait tiap bait yang
kau pungut tiap hari
Kemudian kau mengais minta
keluar dari peraduan
tempat kau mulai persenggolan
dengannya
Bagaimana mungkin?
Ia si arogan
Merangkak pun kau akan dapati
dirimu digerogoti oleh kesenangannya
Berlari pun kau akan dapati
dirimu tenggelam dari pelukannya
Ia akan memelukmu mesra
Membelunggu tiap inci dari kulit
yang membungkus tubuh indahmu
Lalu kau mau kemana?
Kalau tiada bisa keluar tanpa
akal
Ah, bukan
Kau bisa keluar kalau tak
memulainya
Kau bisa keluar kalau tak
menyenggolnya
Kau bisa keluar kalau tak barada
dalam peraduannya
Menangislah,
Menyesallah,
Kau tak bisa pungkiri bahwa Ia
akan senantiasa membelenggumu
Memelukmu dalam gelap
dalam tangis
No comments:
Post a Comment