Monday, August 8, 2016

Pengembara Malam

Hai, pengembara malam. Bertemu lagi diujung waktu. Mendekati jamnya bermanja-manja dengan kenangan yang telah kamu lalui hari ini, pun hari-hari lalu. Mungkin kamu-kamu sedang mendengarkan musik sambil menyesap kopi atau coklat panas, membaca sambil mengenang rindu-rindu yang tersimpan untuk dikenang diujung waktu. Atau mungkin kamu sedang berlenyeh-lenyeh ria, menikamati waktumu sambil membaca tulisanku, tersenyum-senyum mengingat bahwa aku dan kamu pernah melalui waktu, di masa lalu.

Tulisanku kali ini tidak untuk kudedikasikan untuk orang tertentu. Hanya saja, kali ini aku ingin menulis sambil membagi rinduku. Rindu pada sebagian memori yang telah berlalu.

Mengenai masa-masa kecil dengan mimpi yang begitu menggairahkan. Mengenai permainan-permainan yang tidak pernah absen ku ikuti di halaman depan rumah. Mengenai kamu-kamu yang pernah dan telah berbagi kebersamaan bersama. Mengenai pelajaran-pelajaran yang tidak bisa ku dapatkan, bahkan dari bangku sekolah maupun perkuliahan. Mengenai persahabatan, pun pengkhianatan. Mengenai jatuh cinta, pun putus cinta. Juga mengenai senja yang begitu menghangatkan.

Semua yang telah terlewatkan tak luput dari orang-orang yang Tuhan anugerahkan untuk memberikan pembelajaran dan juga kenangan. Di setiap yang terlewatkan selalu saja meninggalkan bekas, terasa maupun tidak, namun selalu ada rindu menemani bekas-bekas itu. Aku selalu bersyukur bahwa Tuhan memberiku jalan berliku, membiarkan aku merasakan begitu banyak perasaan hingga aku bisa menyadari bahwa aku juga bagian dari kehidupan yang Tuhan ciptakan. Bahwa aku ada, aku ada untuk menjadi bagian dari kehidupan orang lain. Bahwa aku ada, aku ada pada kenangan beberapa orang yang Tuhan hadirkan dalam kehidupanku.

Malam ini aku rindu, pada sebagian kenangan yang telah terlewat. Bertemu dan berpisah dengan seseorang adalah hal paling lumrah dari sebuah hubungan. Apapun jenisnya. Baru-baru ini, kenangan-kenangan indahku mulai bertambah. Itu karena aku bertemu seseorang yang dengannya aku bisa terus merasakan hangatnya senja. Melihat kemuning senja bersamanya adalah hal yang paling kusukai. Dengan begitu, ketika sore aku tak bersamanya, aku masih bisa melihatnya dengan jelas dalam ingatan, hanya dengan melihat kemuning senja.

Sekali lagi aku bersyukur, bahwa sekali lagi aku di ijinkan untuk meninggalkan jejakku pada orang lain. Yang dengannya kenangan begitu segar dalam ingatan. Yang dengannya aku yakin aku takkan begitu saja dilupakan.

Aku yakin, sangat yakin. Bahwa siapapun kamu yang membaca tulisanku malam ini, adalah orang-orang yang memiliki kenangan pun rindu didalamnya. Tidak perlu memikirkan luka yang selalu hadir dibalik rindu dan kenangan. Ia tak lebih dari luka yang perlu kau belai lembut dan penuh kasih. Dengan begitu kamu akan menikmatinya, bersama dengan rindu-rindu yang selalu kau simpan dalam malam.

Menangislah kalau kau ingin menangis, tertawalah, berteriaklah.
Tak masalah,
Selama akhirnya adalah kau merasa bahagia.
Karena menemukan kebahagiaan perlu melalui berbagai macam luka.
Kelak ketika menemukan bahagiamu, pastilah rindu dan lukamu bukanlah apa-apa selain pelajaran hidup.

Jadi bergegaslah,
berbagaialah,
hai pengembara malam ~

No comments:

Post a Comment

Your Twinflame

Mungkin, pada saatnya nanti ketika kau mengetahui bahwa jalanku bukan lagi ke arahmu, kau akan menangis dengan kencang. Memaki jalan hidupmu...