Sunday, August 14, 2016

Surat; Untuk Si Pemegang Kalung Setengah Hati

Ku penuhi janjiku menulis surat untukmu.  Mungkin tak pernah kau sadari, bahwa hidupku sebelum hari ini, adalah hidup penuh perasaan bersalah, penuh luka, penuh duka sebab kehilanganmu. Aku tidak bisa menahan tangis, atau sendu tiap kali terbangun di tengah malam karena memimpikanmu. Mungin aku rindu. Pada senyum, atau rengkuhan hangatmu itu. Ada begitu banyak malam yang ku lalui sebelum hari ini, mengingat tiap detail hari yang pernah kita lalui bersama. Lalu aku menangis, meski dalam hati. Merindukanmu adalah luka paling indah yang pernah aku dapatkan. Tuhan menciptakanmu untuk mengajarkanku bahwa cinta tidak selalu berakhir manis. Ada akhir yang seperti kita juga. Maafkan aku melukaimu dengan sikap tak acuhku pada kehidupanmu yang sebenarnya selalu ku intip tiap waktu. Berharap kalau kau baik-baik saja. Maafkan aku, mengatakan ini melalui surat yang kelak kan kau baca.

Baru-baru ini kutemukan bahwa kau menemukan bahagiamu. Aku merindukanmu sekali lagi, waktu itu. Kau tau? Apa yang membuatku merasa bersyukur dari kebahagiaan yang kau miliki saat ini? Bahwa kau menemukan seseorang yang jauh melebihi aku, dalam memperlakukanmu. Membuatmu begitu berharga, menerima segala yang ada pada dirimu. Jujur saja, aku merasa lega...

Lega karena akhirnya kau menemukan bahagiamu. Dengan begitu kau tidak perlu merasa takut akan sepi, tidak perlu merasa takut akan sendiri. Sebab ada seseorang yang akan membelai tiap luka yang kau lalui dalam kehidupan. Lega akhirnya kau tidak perlu merasa takut terluka. Lega pada akhirnya aku bisa dengan yakin memastikan bahwa dirimu baik-baik saja..

Perlu kukatakan, aku baik-baik saja. Ada seseorang yang akhirnya jatuh cinta padaku. Ia juga selalu menjadi kebahagianku, saat ini.

Jadi mari kita lepaskan luka yang selalu membekas tiap kali mengingatnya. Aku tidak tau, apa luka itu masih membekas untukmu? Luka sebab kehilangan, luka sebab ditinggalkan. Kuakui apa yang aku lakukan memang jahat untuk hidupmu. Tapi harus aku akui, hanya itu yang bisa kulakukan. Maafkan aku. Jadi mari lepaskan luka. Kelak kalau kau dan aku bertemu, mari bercerita mengenai kebahagiaan yang didapatkan. Mari berbincang mengenai kehidupan.

Selamat berbahagia. Kudoakan semua yang terbaik untukmu, selalu.
Sekali lagi, berbahagialah.. Kutunggu undangan dan kabar baik darimu.

-Dari aku, si penerima kalung setengah hati

No comments:

Post a Comment

Your Twinflame

Mungkin, pada saatnya nanti ketika kau mengetahui bahwa jalanku bukan lagi ke arahmu, kau akan menangis dengan kencang. Memaki jalan hidupmu...